KARYA SASTRA SISWA
Mencari Tenang
Tika Sari X5
Aku ingin tepi sungai
bertemu muka pucat
melihat abu-abunya
Bebas berlari seperti mustang
Liar walau tak seperti Lucifer
Brak! Seseorang mendobrak pintu
Ciit…! Ada tikus menjerit
Menantang merahnya api
Birukan langit menghitam
Hijau lumut kolam ikan
Aku bermimpi
didekap hitam
kamarku sendiri
ku teriak
Aaaa….!!
Ku temukan antara alang
semut belang
melahirkan sapi hitam
dalam goa
dekat batu apung -->
Hilang
Vita X5
Di malam kelam
terduduk diriku dalam diam
merangkai pancaran sinar sang rembulan
Beribu maaf terucap dari bibir yang muram
tersirat makna yang dalam bagai kesedihan
tak ada lagi batas yang dulu hitam berawan
Kini semua tlah menjadi putih seputih dam
perlahan hilang semua lara yang menghujan
hingga akhirnya pergi tenggelam
tak ada lagi pengorbanan
hilang keraguan
SEBUAH ESSAY BERSAMBUNG…
(Mutiara Santosa, 2010)
Mereka, tertawa, kalian, kami, semua, tegak, ia, dia kita semua. senyuman. Dan aku, seluruh jiwaku….
Idealism, keegoisan, emosian, nafsu -bersatu. Kesungguhan-belingsatan. Kekuatan, keyakinan, semangat, daya upaya, apa adanya. Dalam diri pribadi, dan bara idiom ku…
Fatamorgana, gelap gulita, panorama senja. Goresan warna, dan gurat sisi rupa. Jingga, hijau, biru, hingga ungu. Pekat melekat, hitam. Dari segala warna…
Sedih, senang, suka, duka, kabung, gembira. Curahan dalam. Dan semua perasaan…
Datang, pergi, begitu-saja. Hidup mati. Silih-berganti. Cepat, perlahan, nyala, padam. Layu, kokoh. Duduk berdiri. dan setiap situasi , tlah ku dedikasi….
Lagu, harmoni, melodi. Chemistry, intuisi. Cinta, cita, harapan. Kegalalan, keberhasilan. Sehidup semati, dan demi persahabatan sejati…
Setan, malaikat. Dirimu, dirinya. Untuk mu, untuknya, untuk mereka. dan kita bersama, juga orang-orang sekeliling mata….
tak ada kalimat yang bisa ku ucap selain sahabat selamanya. . :)
siluet bernama desir.
Mutiara x1
pukul sepuluh lebih sepuluh. aku serasa selesai menanam rumus kimia dalam benakku. Molekul-molekul itu telah ku pupuk agar bisa ku panen esok hari.
aku mulai merasa lelah. kuletakkan benda-benda yang sudah terlalu sering ku jamah. tubuhku terlentang santai merebah. sayu swara jemu di sebelah bilikku, buat bertanya angin lalu.
aku penat terasa semua melingkar satu persatu-satu datar menyengat. tak memeberontak, hanya memaksaku memutar kembali melodi hangat walau kadang rusak.
aku memakai jaket tikus ku, mendekap erat guling kecil peredam perasaan gigil.kedua kaki ku terasa kuyu, otot-otot betisku menegang, menyudutkan minta diperhatikan.
wlau mata mulai terpejam, sinkronasi otak dan hati enggan diam. masih saja berusaha mencari chemistry dalam pelajaran chemistry.
"sudah hentikan, saatnya kau ke peraduan, jangan terlalu dipusingkan. waktu akan terus berjalan ke depan walau kau coba mencuil detak jarumnya, tiada mempan kawan. . ia akan terus berputar karena ia pengemban tugas pembawa peradaban. kau harus mengerti , esok masih misteri yang harus minta persetujuan ilahi.tentang Dia atau Kamu, lepaskan dulu, beri mereka sedikit waktu untuk bertahan dari hatimu. sekarang lebih baik bersembunyilah di balik selimut tebalmu, bermimpilah bersama orang-orang penikmat lelah di alam berkah nan barokah. Dan jika Allah memeluknya, maka besok Dia akan membawamu pada inchi peradaban munculnya matahari. sekarang berdoalah, percayalah esok akan baik-baik saja meski kau meragukannya :)" kata sebuah siluet yang bernama desir. dia begitu bijak bukan memilih diksi-diksi terbaik agar pemiliknya mengerti.
si desir pun diam. lalu aku mengajaknya pergi berdormansi ke aura malam.
aku mulai merasa lelah. kuletakkan benda-benda yang sudah terlalu sering ku jamah. tubuhku terlentang santai merebah. sayu swara jemu di sebelah bilikku, buat bertanya angin lalu.
aku penat terasa semua melingkar satu persatu-satu datar menyengat. tak memeberontak, hanya memaksaku memutar kembali melodi hangat walau kadang rusak.
aku memakai jaket tikus ku, mendekap erat guling kecil peredam perasaan gigil.kedua kaki ku terasa kuyu, otot-otot betisku menegang, menyudutkan minta diperhatikan.
wlau mata mulai terpejam, sinkronasi otak dan hati enggan diam. masih saja berusaha mencari chemistry dalam pelajaran chemistry.
"sudah hentikan, saatnya kau ke peraduan, jangan terlalu dipusingkan. waktu akan terus berjalan ke depan walau kau coba mencuil detak jarumnya, tiada mempan kawan. . ia akan terus berputar karena ia pengemban tugas pembawa peradaban. kau harus mengerti , esok masih misteri yang harus minta persetujuan ilahi.tentang Dia atau Kamu, lepaskan dulu, beri mereka sedikit waktu untuk bertahan dari hatimu. sekarang lebih baik bersembunyilah di balik selimut tebalmu, bermimpilah bersama orang-orang penikmat lelah di alam berkah nan barokah. Dan jika Allah memeluknya, maka besok Dia akan membawamu pada inchi peradaban munculnya matahari. sekarang berdoalah, percayalah esok akan baik-baik saja meski kau meragukannya :)" kata sebuah siluet yang bernama desir. dia begitu bijak bukan memilih diksi-diksi terbaik agar pemiliknya mengerti.
si desir pun diam. lalu aku mengajaknya pergi berdormansi ke aura malam.
AKU
Aku…
Aku hanya manusia biasa
Yang tak pandai merangkai kata
Tuk buat orang terpana
Tuk buat orang terpesona
Aku…
Aku hanya manusia biasa
Makhluk Tuhan yang penuh dosa
Yang kadang hidup bahagia
Dan kadang hidup sengsara
Aku…
Aku hanya manusia biasa
Yang terus berkelana
Tuk mencari apa artinya cinta
Sebuah Pengakuan Seorang Gadis Buta
Gadis buta yang merana hanya karena sebuah rasa
Rasa itu terus berkembang di dalam hati
Menyusup ke relung-relung sukma
Bergelayut di antara rangka-rangka hati
Perlahan rasa itu mulai mengisi kekosongan
Kekosongan yang berlangsung lama
Kekosongan yang menunggu siapa gerangan sosok yang dapat mengisinya
Mengisinya dengan sepenuh jiwa
Mengisinya dengan aura kebahagiaan
Rasa itu terus meringsek
Tanpa kusanggup mencegahnya
Rasa itu terus mengikat erat
Tanpa kusanggup untuk melepaskannya
Rasa itu sungguh indah
Seindah senyumnya yang seperti senyuman malaikat
Rasa itu murni dan suci
Ketika rasa itu kubuang jauh
Ketika itu juga rasa itu kembali dan semakin kuat
Ketika rasa itu kucoba untuk kulupakan
Ketika itu juga kusemakin mengingatnya
Ketika ku tahu bahwa memilikinya sama saja melukis di atas air
Ketika itu juga ku merasa terpuruk, merana, dan sengsara
Ini semua sungguh menyiksa
Sungguh merusak akal sehatku
Rasa ini membuatku bersikap tidak rasional
Berfikir tidak logis
Beranggapan bahwa dia adalah tujuan hidupku adalah suatu kesalahan besar
Kesalahan yang dapat membawaku menuju kehancuran
Pada akhirnya
Ku mulai menyusun kembali serpihan-serpihan akal sehatku yang dikacau-balaukannya
Aku pun tersadar
Ketika kuberhasil mendapatkannya
Kemudian apa tujuan hidupku selanjutnya
Jawabannya adalah aku tidak tahu
Itulah masalahnya
Masalahnya adalah diriku sendiri
Ku terlalu menganggap dia adalah segalanya
Dia ku ibaratkan seperti matahari
Jika tidak ada dia maka aku tidak bisa hidup
Jika tidak ada dia aku akan sengsara dan merana
Jika tidak mendapatkan dia aku akan gila
Ternyata aku salah
Justru berusaha mendapatkannya yang membuatku menjadi tidak bisa hidup
Justru berusaha meraihnya yang membuat hatiku merana
Justru berusaha merengkuhnya membuat hidupku menjadi sengsara
Membuat aku jadi gila
Aku bersyukur karena Tuhan telah membukakan mataku yang selama ini buta
Buta karena rasa yang membuatku nyaris gila
Kini aku yakin
Aku dapat hidup tanpanya
Toh di dunia ini banyak yang lebih baik darinya
Aku mulai memupuk rasa percaya bahwa ketika ku tak dapat meraih bulan
Aku dapat meraih bintang
Ketika kuberusaha untuk memperbaiki hidupku
Ketika itu juga kebahagiaan akan menyambutku
Karena hal yang baik dimulai dari niat yang baik
Dan aku akan selalu ingat
Aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama
Karena aku tahu bahwa aku telah tahu
Karena aku mulai mengerti apa yang dulu tidak kumengerti
Karena aku sudah dapat melihat apa yang dulu tidak dapat kulihat….
Terima kasih buatmu, karena kamu aku jadi tahu apa yang tidak aku tahu
Dan terima kasih karena pada periode tertentu kamu rela ku jadikan bintang di malamku yang kelam…
Sekali lagi terimakasih dan maaf…………..
0 komentar:
Posting Komentar